Sebuah catatan tentang Sekolah PraNikah angkatan ke-7 [SPN 7], mungkin inilah secuil “ilmu” [klo bisa dikatakan begitu..^^] yang dapat kami bagikan kepada sahabat sekalian.
Alhamdulillah.. Sepekan telah berlalu dari paket sekolah pranikah yang telah kami ikuti di Lembaga Muslimah Salman ITB. Seluruh paket kegiatan itu telah kami jalani dengan baik selama 10 pekan dengan 10 materi yang sudah tentu mengasah diri kami agar lebih baik ketika NANTI memasuki jenjang pernikahan. Tidak ada yang istimewa dari pelatihan ini, karena seluruh isi materi yang ada, melebihi kata istimewa itu sendiri..^_^
Sahabat.. Susunan kata dari kisah ini saya COPAS dari catatan “teman sebangku” saya disekolah Pranikah, Achmad Alfansuri [moga Allah mengIstiqomahkan beliau dalam jalan da’wah ini, hingga ‘bidadari’ dunia itupun tiba menemani perjuangan suci beliau.. Aamiin..^^]. ‘Afwan.. bukannya kami tidak mau membagikan ilmu yang telah kami dapatkan dari SPN7 ini, tapi jujur, kami merasa tak pantas menuangkan sebuah ilmu kedalam catatan facebook ini, dikarenakan diri ini merasa tak pantas membagikan ilmu yang kami sendiri pun BELUM mengaplikasikannya..^^v, Oleh karena itu, kisah yang ada dibawah ini adalah kisah yang kami dengarkan dari seorang pemateri yang luarbiasa dan sangat motivasional, mungkin seantero Bandung telah mengenal sosok beliau.. yahh.. beliau adalah Ust. Budi Prayitno, kisah ini kami dengar ketika memasuki materi kedua paket SPN 7, sebuah kisah nyata yang sangat menggugah dan membuat kami menitikkan air mata kekaguman akan kasih sayang Allah kepada tiap hambaNya..
Selamat mengambil hikmah....^_^
***
Kisah nyata ini bermula di kampus ITB Bandung. Saat Allah mempertemukan hati dua insan dalam kasih sayang yang halal. Seorang akhawat bernama Dian Syarif (FA'83 ITB) di khitbah oleh seorang ikhwan tampan dan sangat cerdas bernama Eko Pratomo (MS'.. ITB). Eko tidak mudah mendapatkan hati Dian. Dian merupakan seorang akhawat idola kampus dari kalangan para aktivis. Ia cantik, cerdas, muslimah sholehah, dan dari keturunan keluarga yang sangat mapan.
Tapi begitulah janji Allah dalam Surat An-Nuur:26. Segalanya telah Allah siapkan bagi mereka yang menjaga kesucian dirinya.
Anda tentu punya pikiran yang sama dengan saya. Amat beruntung kedua pasangan ini. Mereka sudah memiliki visi tentang kehidupan mereka kedepannya, seperti apa, mau punya anak berapa, kelak mau di sekolahkan dimana, dan segalanya secara detil. Keduanya pun memiliki pekerjaan yang sangat mapan, bahkan bisa dikatakan berkelimpahan. Namun meskipun begitu keduanya sangat bersahaja dalam pergaulan masyarakat.
Tak terasa 9 tahun pernikahan telah dilalui, namun Allah tidak juga memberikan rezki keturunan untuk pasangan ini. Sampai akhirnya diketahui bahwa Dian mengidap suatu penyakit, yaitu Penyakit LUPUS. Sahabat tau penyakit Lupus?!.. Penyakit lupus adalah penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh sistim imun, dimana seharusnya sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan. Antibodi tersebut bukannya menyerang virus, kuman atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh itu sendiri. Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit. Keduanya dibutuhkan untuk memeriksa antibodi-antibodi yang muncul ketika lupus sedang aktif.
Masya Allah.. sahabat sekalian tentu sangat faham apa yg terjadi dengan pasangan ini. Ini tentu menjadi suatu ujian yang amat tidak ringan bagi mereka. Sampai akhirnya pun, rahim Dian, sebuah harta yang tak ternilai harganya bagi seorang wanita, harus diangkat karena penyakitnya ini, yang sudah bisa kita pastikan bersama, bahwa Dian tidak akan pernah hamil lagi untuk selamanya, SELAMANYA..!!. Sahabat… BAYANGKANLAH..!! 9 tahun sebelumnya, begitu banyak rencana dan visi-visi kehidupan yang tengah dirancang dengan sangat indah oleh kedua pasangan ini, namun segalanya pupus seketika dengan ujian yang diberikan oleh Allah.
Selama 10 tahun mengidap penyakit ini, Dian melewati 18 kali operasi, berkali-kali bongkar pasang tengkorak untuk memasang selang yang menyambungkan otak dengan saluran pencernaanya. Subhanallah.. sungguh Maha Besar Allah lagi Maha Kuasa. Di usia 15 tahun pernikahan pasangan ini (berarti 6 tahun setelah Dian mengidap penyakit Lupus) Eko, sang suami menghadiahi istrinya dengan sebuah buku yang Ia tulis sendiri. Kontemplasi kisah mereka yang ditutup dengan suara Eko Pratomo. Ia melantunkan sebuah doa kurang lebih sebagai berikut:
Ya Allah jadikan aku mencintainya bukan karena kecantikannya
Bukan pula karena kecerdasannya
Dan bukan karena keturunannya
Dan bahkan bukan karena dia sakit
Melainkan karena Engkau cinta padaku
Aamiiin
Allahu Akbar.... Rasanya ada setetes embun penyejuk qolbu menyentuh hati ini mendengar doa dari sang suami kepada istirinya.
Bahkan suatu ketika, ketika Dian sedang menatap cinta kepada suaminya, Dian pun menyarankan kepada suaminya agar menikah lagi supaya memiliki keturunan. Subhanallah.. tahukah engkau wahai sahabat apa jawaban yang terlontar dari lisan Eko, sungguh tak terduga,.. "Dek, kakak tahu Dede sedang sakit, kakak ngga mau lagi menambah satu kesakitan buat Dede."
Allahu Al-latief.... sungguh indah kata ini. Sungguh.. poligami adalah kehalalan yang telah Allah tetapkan bagi manusia. Tapi pilihan Eko adalah wajar dan sangat menyentuh hati. Subhanallah...
Saya hanya bisa berdoa moga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang senantiasa menambah kecintaan dalam hati mereka kepada Allah Yang Maha Merencanakan Sesuatu.
saya jadi teringat pada potongan ayat dalam Surat Al-Baqorah ayat 216:
وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون
Artinya:
.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..
Subhanallah....
Allah Maha Mengetahui dan sungguh kita benar-benar tidak tahu apa-apa...
Sahabat, pelajaran berharga apa yang kita dapatkan dari kisah nyata di atas. Tentu banyak sekali. Namun ada satu hal yang perlu kami tekankan, bahwa pernikahan bukanlah hal yang sederhana, tapi jika telah jelas ilmu itu bagi kita, maka sungguh membangun keluarga adalah JIHAD YANG MANIS UNTUK MENCAPAI CITA-CITA YANG INDAH....
Kehidupan yang kekal. Pertemuan dengan Sang Pencipta....
Ya Allah atas segala Rahmah dan kasih sayangMu, matikanlah kami dalam keadaan husnul khotimah, bibir kami basah menyebut AsmaMu, tangan kami gemar bersedekah di jalanMu, kaki kami hanya melangkah demi Jihad dijalanMu, mata kami terjaga penuh rahmat, telinga kami terjaga, hati kami diam-diam berdoa demi kebaikan, nafas kami penuh dengan tasbih memujaMu.... Aamiin....
Ya Allah Engkau Maha Tahu isi hati kami, maka luruskanlah niat yang menyimpang, lembutkanlah hati yang keras membatu ini, dan berikanlah Nuur di hati yang penuh kedengkian ini....
Semoga bermanfaat Sahabat-sahabat ku...
Mohon doa sahaba-sahabat sekalian....
Alhamdulillahi rabbil 'alamiin wa shollillahumma 'ala muhammadin wa 'ala 'alihi wa sohbihi wa sallim....
AkhukumFillah Ayyash eL Hurairah..^_^