Di sebuah lapangan besar di ibu kota sebuah Negara besar di Asia sedang diadakan latihan parade. Peserta parade terdiri dari anak-anak muda. Parade dipersiapkan untuk menyambut hari kemerdekaan salah satu Negara besar di Asia ini.
Seorang peserta parade berbadan gemuk tiba-tiba keluar dari barisan. Dengan muka masam dia mengeluh pada temannya Dia merasa parade ini hal yang buang-buang waktu. Tugasnya pun tak dia pahami. Dia diminta berbaris rapi sambil membolak-balikkan papan berukuran 3 x 2 m berwarna putih. Pikirannya mengatakan bahwa ini tak ada gunanya.
Seusai latihan parade dia pulang dengan gontai. Pikirannya semakin menolak untuk menjalani latihan parade yang sudah lima hari dia jalani. Dia bertekad tiga hari lagi, saat parade tidak akan hadir. Toh hanya satu papan putih diantara ratusan papan lain.
” Ah...gak ngaruh Cuma satu papan putih, udah lah aku gak datang nanti.” Bisiknya dalam hati.
Tibalah saat parade ultah kemerdekaan. Parade berlangsung meriah. Tepuk tangan gegap gempita menyambut parade pasukan berkuda. Lalu muncullah pasukan bersenjata yang berbaris rapi, gagah dan serasi. Parade besar ini disaksikan ratusan tamu negara dan undangan lain. Pemimpin Nasional negara itu berada di atas balkon istana negara setinggi 30 meter. Acara peringatan ultah negara besar ini juga disiarkan langsung ke berbagai belahan dunia.
Atraksi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Parade barisan anak muda dengan membawa papan segi empat muncul. Ratusan pemuda membentuk barisan yang rapi dan kompak. Presiden negara tersebut bertepuk tangan diikuti seluruh penonton. Tiba-tiba pemimpin barisan memberikan aba-aba untuk mengangkat papan di atas kepala mereka. Penonton berdebar, tak terkecuali presiden dan tamu negara.
Saat semua papan berada di atas kepala ratusan anak muda itu, tiba-tiba terlihat di atas balkon keributan. Ternyata sang Presiden pingsan. Apa yang terjadi. Deretan ratusan papan itu membentuk gambar wajah presiden yang tepat digigi tengahnya kosong. Ternyata ada satu peserta pembawa papan putih yang tidak hadir. Presiden pingsan karena gambar yang terbentuk adalah wajah dia yang bergigi ompong di tengah deretan gigi lainnya.
Sementara di sebuah kamar sempit, pemuda gemuk hanya bisa terngaga di depan televisi sambil memandangi papan persegi putih di pojok kamarnya.
Satu papan persegi sanggup membuat seorang presiden pingsan. Satu papan yang sangat menentukan citra sebuah negara. Satu papan yang membuat saat paling berharga sebuah negara tercoreng.
Ada sosok manusia yang merasa tidak berharga dengan tugas yang dijalaninya. Dia merasa tugas itu sangat jauh dari kemampuan yang milikinya. Dia merasa gengsi dan merasa tak ada pengaruhnya bila meninggakan tugas tersebut. Padahal sering terjadi, satu acara, kegiatan dan momen terjadi kekacauan hanya disebabkan oleh sebuah hal yang awalnya dianggap sepele.
Maka merasa penting, berharga dan membawa manfaat dengan tugas yang kita kerjakan akan membuat kita bersemangat bekerja. Walau awalnya tidak bersemangat, namun seiring pemahahaman yang bertambah maka semangat kerja akan meninggi dan komitmen akan terbangun. Hal kecil berdampak besar sedang kita jalani saat ini sobat.
Achmad Siddik Thoha
siddikthoha@yahoo.com
Title : KISAH SEBUAH PAPAN PUTIH
Description : Di sebuah lapangan besar di ibu kota sebuah Negara besar di Asia sedang diadakan latihan parade. Peserta parade terdiri dari anak-anak muda....